Mei 17, 2023 • 9 Menit Baca
10 Rangkaian Prosesi Tradisi Pernikahan Adat Tionghoa
Pernikahan merupakan momen sakral yang diidamkan oleh setiap pasangan yang ingin melangsungkan hubungan ke jenjang yang lebih serius. Tak hanya di Indonesia, di Tiongkok pun terdapat beragam tradisi dan prosesi yang dilakukan dalam pernikahan adat Tionghoa. Tradisi ini merupakan bagian penting dalam pernikahan Tionghoa dan telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas 10 prosesi tradisi pernikahan adat Tionghoa yang menakjubkan dan sarat makna.
Dari memilih tanggal yang baik hingga pesta pernikahan yang meriah, tradisi pernikahan Tionghoa memiliki simbolisme unik dan persiapan yang sangat teliti. Jadi, mari kita eksplorasi lebih dalam tentang tradisi pernikahan adat Tionghoa yang begitu kaya dan menarik.
Prosesi 1: Menyampaikan Rasa Cinta (提亲 – Tíqīn)
Di masa lalu, pada pernikahan adat Tionghoa, calon pengantin pria harus melamar calon istrinya di hadapan keluarga calon wanita. Selain itu, ia juga harus didampingi oleh seluruh keluarga dekatnya. Pada tahap awal ini, penting bagi calon pengantin pria dan keluarganya untuk memberikan kesan positif kepada keluarga calon mempelai wanita.
Oleh karena itu, mereka sering mengenakan pakaian terbaik untuk menunjukkan keseriusan dan penghormatan. Selain itu, kehadiran mereka harus tepat waktu agar calon pengantin wanita dan keluarganya merasa dihargai.
- Detail Proses:
Calon pengantin pria datang bersama keluarga dekatnya, membawa hadiah simbolis seperti buah-buahan, kue tradisional, dan teh. Kehadiran tepat waktu adalah bentuk penghargaan kepada keluarga calon pengantin wanita.
- Makna Tradisional:
Ritual ini melambangkan keseriusan dan kesopanan, dua nilai penting dalam budaya Tionghoa. Pakaian yang dikenakan berwarna cerah, terutama merah, untuk menarik keberuntungan.
- Tips:
Siapkan hadiah yang melambangkan harapan baik seperti jeruk (simbol kemakmuran) atau teh (simbol kesejahteraan).
Prosesi 2: Acara Lamaran (过大礼 – Guò Dà Lǐ)
Apabila pada saat menyatakan cinta acara berjalan dengan baik, maka acara akan dilanjutkan dengan lamaran atau yang kerap disebut dengan guo da li. Acara ini adalah sebuah momen yang sangat penting karena disinilah pengantin pria meminang calon istrinya.
Apakah Anda Memerlukan Jasa Planner Pernikahan Profesional?
"(Required)" indicates required fields
"(Required)" indicates required fields
Calon pengantin pria diharuskan membawa seserahan yang disebut sangjit. Seserahan ini terdiri dari 10 barang wajib. Barang-barang tersebut dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, mulai dari warna nampan hamparan yang berwarna merah dengan lambang kebahagiaan dan kegembiraan. Hingga perlengkapan lainnya yang penting untuk di hantarkan kepada calon pengantin perempuan.
- Detail Proses:
Seserahan biasanya terdiri dari 10 barang wajib, seperti kue-kue manis, perhiasan emas, kain sutra, anggur, dan buah-buahan. Setiap barang memiliki makna keberuntungan dan kebahagiaan.
- Makna Tradisional:
Sangjit adalah simbol dari doa restu keluarga untuk kehidupan baru yang penuh kebahagiaan dan kemakmuran.
- Tips:
Diskusikan dengan keluarga kedua belah pihak untuk memastikan semua barang sesuai tradisi keluarga.
Prosesi 3: Menentukan Tanggal dan Hari Baik Untuk Pesta Pernikahan (择吉日 – Zé Jí Rì)
Sangat penting bagi anda dan pasangan sebelum menentukan tanggal dan hari merayakan pernikahan anda dengan pakar feng shui. Pakar feng shui akan menghitung tanggal lahir anda dan pasangan dan memilih hari baik untuk pernikahan berdasarkan unsur-unsur tertentu yang terkait dengan energi dan kesuksesan. Tanggal yang dipilih juga dihitung berdasarkan feng shui agar pasangan memiliki keberuntungan, kebahagiaan, dan keharmonisan dalam pernikahan mereka.
Selain itu, masyarakat Tionghoa juga memperhatikan kalender lunar. Kalender lunar digunakan untuk menentukan hari-hari penting dalam kehidupan, termasuk pernikahan. Maka dari itu, pasangan akan mencari hari yang cocok dengan kalender lunar dan mempertimbangkan berbagai faktor lainnya seperti cuaca, keadaan keluarga, dan ketersediaan tempat pernikahan. Semua faktor ini dipertimbangkan agar pernikahan berjalan lancar dan membawa kebahagiaan bagi pasangan dan keluarga mereka.
- Detail Proses:
Pakar feng shui menganalisis tanggal lahir kedua calon mempelai dan memilih tanggal yang sesuai dengan elemen keberuntungan.
- Makna Tradisional:
Feng shui dipercaya membawa keberuntungan dan harmoni dalam kehidupan pernikahan.
- Tips:
Konsultasikan dengan ahli feng shui beberapa bulan sebelum acara untuk menghindari jadwal yang bentrok.
Prosesi 4: Menentukan Bentuk Undangan
Setelah menentukan hari pernikahan yang baik, langkah selanjutnya adalah merancang undangan pernikahan. Saat merancang undangan, unsur merah dan emas menjadi hal yang utama, serta dilengkapi dengan aksara Tionghoa yang melambangkan kebahagiaan.
Selain itu, masyarakat Tionghoa juga menganggap bahwa undangan pernikahan adalah representasi dari acara pernikahan itu sendiri. Oleh karena itu, desain undangan harus dipilih dengan hati-hati dan dijadikan sebagai salah satu elemen penting dalam pernikahan. Desain undangan yang indah dan elegan akan memberikan kesan yang baik bagi tamu undangan dan membuat mereka semakin bersemangat untuk hadir dalam acara pernikahan tersebut.
- Detail Proses:
Undangan sering dihias dengan aksara double joy (囍) dan motif naga atau phoenix.
- Makna Tradisional:
Merah melambangkan kebahagiaan dan emas melambangkan kemakmuran.
- Tips:
Pilih desain yang sederhana namun elegan agar meninggalkan kesan mendalam.
Prosesi 5: Mempersiapkan Kamar Tidur Pengantin (安床 – Ān Chuáng)
Umumnya, prosesi ini dilakukan beberapa hari sebelum hari pernikahan. Tugas menyiapkan tempat tidur jatuh kepada keluarga mempelai perempuan. Dalam proses ini, warna merah tetap menjadi warna yang penting, sehingga sprei, sarung bantal, dan selimut yang dipilih haruslah berwarna merah.
Di dalam kamar juga harus diletakkan buah-buahan yang melambangkan kesuburan. Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun tempat tidur ini disiapkan beberapa hari sebelum hari pernikahan, tempat tidur tersebut hanya boleh digunakan oleh kedua mempelai yang sudah resmi menjadi suami dan istri.
- Detail Proses:
Warna merah mendominasi dekorasi kamar, termasuk sprei dan selimut. Buah-buahan seperti jeruk dan apel diletakkan di kamar.
- Makna Tradisional:
Melambangkan kehidupan pernikahan yang subur dan harmonis.
- Tips:
Pastikan kamar hanya digunakan setelah pernikahan resmi berlangsung.
Prosesi 6: Acara Menyisir Rambut Pengantin (上头 – Shàng Tóu)
Prosesi ini dilakukan pada malam sebelum hari pernikahan sebagai simbol bahwa kedua calon mempelai akan memasuki fase dewasa. Awalnya, mereka mandi dengan air jeruk dan mengenakan pakaian berwarna merah serta sandal yang baru. Calon pengantin perempuan akan duduk di depan cermin atau jendela, sementara calon pengantin pria akan duduk menghadap ke dalam rumah.
Orang tua dari kedua belah pihak akan menyiapkan sepasang lilin lancip merah, gunting, satu batang dupa, penggaris kayu, sisir rambut, benang merah, dan daun cemara. Seorang wanita akan ditunjuk untuk menyalakan dupa dan lilin lancip merah, serta menyisir rambut calon pengantin sambil membaca doa-doa berkah.
- Detail Proses:
Calon pengantin mengenakan pakaian merah dan sandal baru, rambut disisir oleh orang tua sambil doa-doa dibacakan.
- Makna Tradisional:
Melambangkan kesiapan memasuki kehidupan rumah tangga.
- Tips:
Lakukan ritual ini di tempat yang tenang untuk suasana sakral.
Prosesi 7: Persiapan Baju Pengantin (礼服 – Lǐfú)
Persiapan baju pengantin dalam prosesi tradisi pernikahan adat Tionghoa juga penting. Hal-hal seperti pilihan warna baju pengantin sangat diperhitungkan dengan detail yaitu harus mengandung unsur warna merah dan emas.
Dalam tradisi pernikahan Tionghoa, warna merah melambangkan cinta, kebahagiaan, kemakmuran, keberuntungan, kesuburan, kesetiaan, dan kehormatan, sementara warna emas melambangkan kekayaan. Kedua warna ini kemudian dipadukan dengan aksara Tionghoa yang berarti double joy atau kebahagiaan berlipat ganda. Selain itu, pernikahan Tionghoa juga dihiasi dengan simbol naga, burung phoenix, dan bebek Mandarin yang melambangkan kebahagiaan dan kesetiaan. Terdapat juga kalung babi emas 24 karat yang melambangkan kesuburan.
- Detail Proses:
Busana pengantin pria dan wanita biasanya berwarna merah dengan bordiran emas. Untuk pengantin wanita, busana tradisional yang umum digunakan adalah qipao atau cheongsam dengan motif naga dan phoenix. Sedangkan pengantin pria memakai setelan changshan dengan bordiran senada. Aksesoris seperti kalung emas dan hiasan kepala berwarna merah dan emas melengkapi penampilan.
- Makna Tradisional:
- Merah: Melambangkan kebahagiaan, keberuntungan, dan cinta.
- Emas: Simbol kemakmuran dan kesejahteraan.
- Naga dan Phoenix: Lambang kesetiaan dan keseimbangan dalam pernikahan.
- Tips:
Pastikan busana pengantin disiapkan jauh-jauh hari untuk menghindari kesalahan ukuran atau desain.
Proses 8: Penjemputan Pengantin Wanita (迎亲 – Yíng Qīn)
Tradisi penjemputan dalam pernikahan Tionghoa sering diiringi dengan tabuhan gong dan tarian naga. Calon pengantin pria tidak dapat memasuki rumah pengantin wanita hingga ada seseorang yang membuka pintu untuknya.
Sesuai kebiasaan, tugas membuka pintu diberikan pada anggota keluarga termuda dari calon pengantin wanita. Orang yang membuka pintu akan diberi ang bao, dan calon pengantin pria akan memberikan jeruk mandarin sebagai tanda keberuntungan sebagai balasan.
- Detail Proses:
Calon pengantin pria bersama rombongan mendatangi rumah pengantin wanita. Ia harus membawa jeruk mandarin dan ang bao (amplop merah berisi uang) sebagai simbol keberuntungan. Pintu rumah hanya boleh dibuka oleh anggota keluarga termuda dari pihak wanita, yang kemudian menerima ang bao sebagai imbalan.
- Makna Tradisional:
Ritual ini melambangkan kesungguhan dan penghormatan calon pengantin pria kepada keluarga calon istrinya.
- Tips:
Pastikan semua anggota keluarga yang terlibat dalam prosesi mengetahui peran mereka untuk kelancaran acara.
Proses 9: Acara Ujian Pengantin Pria (闯门 – Chuǎng Mén)
Walaupun pintu sudah terbuka, calon pengantin pria tidak bisa dengan bebas masuk ke dalam rumah. Ia harus melewati sebuah ujian sebagai tanda kesungguhan cintanya kepada calon pengantin wanita. Ujian ini dikenal dengan sebutan chuangmen dan diatur sebagai permainan yang disiapkan oleh pengiring pengantin dan disetujui oleh keluarga calon pengantin wanita.
Ritual permainan terdiri dari ujian pengetahuan dan makanan pedas, asam, pahit, dan manis yang melambangkan tantangan yang harus dihadapi dalam pernikahan. Kemudian, calon pengantin pria memberikan uang di dalam amplop merah kepada pengiring pengantin. Jika berhasil memenangkan permainan, calon pengantin pria diperbolehkan memasuki kamar calon pengantin wanita. Namun, masih ada tantangan terakhir untuk pengantin pria. Tantangannya yaitu menemukan sepatu calon pengantin wanita yang hilang. Sepatu tersebut harus dipasangkan ke kaki calon pengantin. Setelah itu, calon pengantin pria membawa calon pengantin wanita ke ruang tamu untuk memulai acara minum teh.
- Detail Proses:
Ujian ini melibatkan permainan yang diatur oleh pengiring pengantin wanita, seperti menjawab pertanyaan tentang calon mempelai wanita atau mencicipi makanan yang mewakili rasa pahit, manis, asam, dan pedas. Selain itu, pengantin pria harus menemukan sepatu pengantin wanita yang “disembunyikan” sebelum bisa membawanya keluar.
- Makna Tradisional:
Menggambarkan kesiapan pengantin pria menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan pernikahan.
- Tips:
Siapkan permainan yang kreatif dan menyenangkan agar suasana tetap meriah.
Proses 10: Prosesi Tea Pai (敬茶 – Jìng Chá)
Sebelum pernikahan dilangsungkan, ada tradisi minum teh yang dilakukan untuk menghormati orang tua yang telah membesarkan kedua calon pengantin dengan penuh cinta. Teh hitam dicampur dengan gula, longan, biji lotus, dan kurma merah akan disajikan dalam cangkir bertuliskan aksara Tionghoa double joy.
Kedua calon pengantin akan diberikan cangkir teh oleh pengiring pengantin. Setelah itu, prosesi minum teh akan dilanjutkan dengan keluarga calon pengantin pria dan keluarga calon pengantin wanita. Namun, hanya kerabat yang sudah menikah yang dapat memimpin prosesi minum teh ini.
- Detail Proses:
Kedua pengantin menyajikan teh kepada orang tua dan anggota keluarga yang lebih tua. Teh hitam dengan campuran longan, biji lotus, dan kurma merah disajikan dalam cangkir bertuliskan aksara double joy. Sebagai balasan, para tetua memberikan nasihat pernikahan dan ang bao sebagai simbol restu dan keberuntungan.
- Makna Tradisional:
Tea Pai menegaskan pentingnya menghormati orang tua dan leluhur serta mempererat hubungan kekeluargaan.
- Tips:
Siapkan teh dan cangkir khusus yang melambangkan keberuntungan, serta pastikan pengantin memahami urutan penyajian teh.
Perencanaan dan Estimasi Biaya Tradisi Pernikahan Tionghoa
Merencanakan pernikahan adat Tionghoa membutuhkan perhatian khusus terhadap detail dan anggaran. Berikut adalah perkiraan biaya untuk setiap elemen penting:
- Seserahan (Sangjit): Rp 5-15 juta
- Dekorasi Tradisional: Rp 10-30 juta
- Busana Pengantin: Rp 5-20 juta
- Jasa Pakar Feng Shui: Rp 3-7 juta
Kesimpulan: Menghargai Tradisi di Era Modern
Prosesi pernikahan adat Tionghoa adalah perpaduan indah antara budaya, tradisi, dan simbolisme. Setiap ritual memiliki makna mendalam yang merefleksikan harapan, keberuntungan, dan kebahagiaan bagi kedua mempelai. Dengan memadukan tradisi ini dengan elemen modern, kamu dapat merayakan pernikahan yang tak hanya sakral tetapi juga relevan dengan zaman. Memahami dan melestarikan tradisi ini adalah wujud penghargaan terhadap warisan budaya yang kaya.
Semoga artikel ini membantu kamu merencanakan pernikahan adat Tionghoa yang penuh makna dan berkesan! Jika anda menyukai artikel kali ini, jangan lupa, kami juga memiliki beragam artikel menarik seputar pernikahan di Bali wedding.
Artikel Terkait
10 Menu Prasmanan Sederhana, Favorit untuk Pesta Pernikahan
Gak Ribet! Ini Tips Sat-Set Bikin Undangan Pernikahan Digital
Seperti Apa Pernikahan Impian Anda?
Hubungi kami sekarang, kami akan memberikan Anda vendor pernikahan terbaik untuk mewujudkan pernikahan impian Anda.