Oktober 12, 2024 • 2 Menit Baca
Tradisi dan Prosesi Pernikahan Adat Jawa yang Penuh Makna
Pernikahan bukan sekadar penyatuan dua insan dalam ikatan cinta, tetapi juga penggabungan dua keluarga dan budaya. Di Indonesia, khususnya dalam masyarakat Jawa, pernikahan adat menjadi sebuah peristiwa yang sarat nilai dan filosofi kehidupan, yang diwariskan turun temurun sejak zaman dahulu.
Lebih dari sekadar upacara, pernikahan adat Jawa adalah prosesi yang penuh makna, menggambarkan pandangan hidup, harapan, dan doa bagi pasangan yang menempuh hidup bersama.
Berikut kita akan membahas mengenai tradisi dan prosesi pernikahan adat Jawa dengan lebih lengkap.
Pentingnya tradisi pernikahan Jawa
Kebahagiaan dapat ditemukan dalam hal-hal sakral, seperti pernikahan yang bagi masyarakat Jawa merupakan puncak dari trilogi ritus kehidupan.Yaitu lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan menjadi momen krusial dalam proses integrasi seseorang ke dalam lingkungan alam yang dianggap suci. Menyimbolkan transisi dari satu tahap kehidupan ke tahap berikutnya.
Dalam budaya Jawa, pernikahan dirayakan dengan meriah dan dianggap sebagai upacara paling signifikan dibanding ritual inisiasi lainnya. Berakar pada tradisi yang berasal dari keraton. Awalnya, adat perkawinan Jawa ini terbatas pada mereka yang berasal dari lingkungan keraton atau memiliki hubungan langsung, dikenal sebagai priyayi. Pengaruh Islam di keraton-keraton Jawa, terutama di Yogyakarta. Memperkenalkan integrasi antara budaya Hindu dan Islam dalam adat perkawinan, membuatnya dapat dilaksanakan oleh lebih banyak orang.
"(Required)" indicates required fields
"(Required)" indicates required fields
Rangkaian prosesi mulai dari Siraman, Midodareni, Peningsetan, dll.
Pasang Tarub
Saat Anda berjalan-jalan dan melihat seikat janur kuning tergantung di depan sebuah rumah. Anda mungkin akan langsung mengerti bahwa ada acara pernikahan di sana. Namun, mungkin belum banyak yang menyadari bahwa dalam pernikahan adat Jawa, terdapat sebuah ritual yang bernama pasang tarub, yang sangat terkait dengan penggunaan janur kuning tersebut. Ritual pasang tarub merupakan sebuah tradisi di mana keluarga dari mempelai bisa itu pihak laki-laki atau perempuan. Memasang janur kuning sebagai simbol bahwa akan ada pesta pernikahan dalam keluarga tersebut.
Srah-Srahan
Proses srah-srahan, atau yang sering dikenal dengan nama seserahan, adalah bagian penting dari pernikahan adat Jawa. Di mana keluarga mempelai pria memberikan berbagai barang kepada keluarga mempelai wanita. Barang-barang yang diberikan biasanya meliputi pakaian, perhiasan, peralatan rumah tangga, dan uang. Namun, mengikuti perkembangan zaman, hadiah seserahan kini juga kerap mencakup item modern seperti makeup dan tas bermerek, bahkan hingga saham.
Siraman
Prosesi siraman, sering terlihat dalam pernikahan artis, merupakan ritual simbolis untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual sebelum akad nikah. Biasanya dilakukan oleh tujuh anggota keluarga, seperti orang tua dan kerabat dekat, mengacu pada konsep “pitu” atau “pitulungan” dalam kepercayaan Jawa, yang berarti “pertolongan”.
Ritual Midodareni
Dalam ritual ini, calon mempelai wanita dan keluarganya akan berdoa bersama untuk kelancaran ijab kabul dan pernikahan. Biasanya, ritual ini diawali dengan orangtua yang menyuapi calon pengantin wanita, simbolisasi makanan terakhir sebelum ia menikah. Ada juga yang melaksanakan penebusan kembar mayang, yang merupakan simbol untuk kesejahteraan.
Ijab Kabul
Keesokan harinya, Anda dan pasangan Anda akan melangsungkan ijab kabul. Sebuah prosesi pernikahan krusial yang menandai keabsahan pernikahan di hadapan pejabat agama, wali, saksi, serta disaksikan oleh komunitas, sebagai langkah pencegahan terhadap fitnah yang mungkin timbul akibat ketidakjelasan status pernikahan.
Temu Manten
Setelah ijab kabul, prosesi temu manten dilakukan, di mana kedua pengantin dirias terlebih dahulu. Selanjutnya, keluarga pengantin pria memberikan tebusan kepada orang tua pengantin wanita. Proses ini disesuaikan dengan tradisi setempat, bisa sederhana atau menggunakan ritual midak tigan. Dalam Midak Tigan, pengantin pria menginjak telur mentah. Kemudian pengantin wanita membersihkan kakinya, dan tradisi penting lain adalah peninggih dimana kedua pengantin saling melempar sirih.
Bobot Timbang
Dalam beberapa pernikahan, mungkin Anda pernah menyaksikan ayah pengantin wanita duduk di pelaminan dengan kedua mempelai di pangkuannya. Prosesi ini dikenal sebagai bobot timbang. Melambangkan penerimaan ayah pengantin wanita terhadap pengantin pria sebagai anaknya sendiri dan menunjukkan ikatan yang baik antara mereka.
Nanem Jero
Acara Nanem Jero adalah salah satu momen terpenting dalam rangkaian upacara pernikahan adat yang penuh khidmat. Setelah sesi ini, Nanem Jero menjadi titik fokus utama. Pada fase ini, ayah pengantin pria dan pengantin wanita memiliki peran esensial dalam berpartisipasi dalam upacara. Dengan hormat, kedua ayah akan memegang bahu anak-anak mereka, mengiringi mereka menuju kursi pelaminan yang sudah disiapkan.
Kacar Kucur
Prosesi kacar kucur dalam pernikahan Jawa melambangkan pengantin pria memberikan simbolisasi penghasilannya dalam wujud kacang hijau, kacang merah, kedelai, beras kuning, dan beberapa logam kepada pengantin wanita. Adapun tugas pengantin wanita adalah menerima semua pemberian ini dengan sepenuh hati, memastikan tidak ada yang tersisa atau terbuang sia-sia.
Dulangan
Ritual Dulangan merupakan highlight yang menawan dalam perayaan pernikahan. Pada titik ini, pengantin pria dan wanita saling memberi makan dengan nasi yang telah dibentuk oleh pengantin pria secara penuh kasih. Keindahan momen ini menyampaikan pesan simbolik yang kuat. Nasi yang diberikan dengan erat itu merupakan lambang dari kehidupan pernikahan yang akan dijalani berdampingan. Dimana kedua pengantin wajib selaras layaknya nasi yang menyatu dalam satu genggaman yang erat.
Tilik Besan
Tilik Besan atau yang sering disebut dengan ngunduh mantu adalah sebuah upacara di mana kedua mempelai bersama dengan kerabat serta orang tua dari pengantin perempuan berkunjung ke kediaman orang tua pengantin pria. Sesampainya di kediaman orang tua pengantin pria, sang pengantin wanita memberi salam hormat kepada mertuanya dengan cara sungkem yang kemudian diikuti oleh pengantin pria dengan gerakan yang sama. Gerakan ini menunjukkan dedikasi serta penghormatan kedua pengantin terhadap orang tua atau mertua mereka.
Penjelasan simbol-simbol dalam setiap ritual
Dalam berbagai upacara adat, terutama pernikahan, simbol-simbol memiliki peran penting dalam mewakili berbagai nilai dan prinsip. Sebagai contoh, ritual pembersihan sebelum memulai fase kehidupan baru sering kali mirip dengan ritual siraman dalam adat Jawa, yang menandakan penyucian diri. Demikian juga, praktik memberikan seserahan bisa ditemukan dalam beragam budaya, simbol dari kesiapan menjalani tanggung jawab baru sebagai keluarga. Prosesi ini tidak hanya merefleksikan kekayaan budaya, tetapi juga mengajarkan pentingnya persiapan, komitmen, dan penghormatan dalam memulai kehidupan bersama pasangan.
Makna mendalam dari tradisi pernikahan adat Jawa
Pernikahan adat Jawa memiliki makna yang mendalam, mencerminkan ikatan spiritual yang menyatukan tidak hanya pasangan, tetapi juga dua keluarga. Pernikahan ini menjadi sarana untuk meneruskan budaya dan nilai-nilai moral kepada generasi berikutnya, menekankan pentingnya kesetiaan, tanggung jawab, dan saling menghormati.
Setiap elemen dalam upacara memiliki makna tersendiri, menjadikannya sebuah proses transisi yang sakral dan penuh harapan.
Jika Anda terinspirasi oleh keindahan dan kedalaman pernikahan adat Jawa, pertimbangkan untuk menggelar pernikahan impian Anda di Bali. Hubungi Bali Wedding untuk info selengkapnya.
Artikel Terkait
Pernikahan Mewah Nino RAN: Hampir 100 Bridesmaid & Groomsmen!
Seperti Apa Pernikahan Impian Anda?
Hubungi kami sekarang, kami akan memberikan Anda vendor pernikahan terbaik untuk mewujudkan pernikahan impian Anda.